Pagi, jam weker berbunyi, bangun, kesal di kamar mandi,
dingin, air jatuh dari badan ke lantai, pakai baju model terkini, pakai sepatu
mengkilap sekali, baju rapi dan wangi, minyak wangi dari merek terkini, tak
peduli beli di stasiun cikini, starter kendaraan seperti mau dikebiri, melaju
cepat tanpa lihat kanan kiri, disini gedung itu berdiri, membantuku jadi budak
di hidupku sendiri, ternyata budak bukan aku sendiri, duduk berlama-lama hingga
pantat seperti duduk diatas duri, jam pulang sudah siap menghampiri, kuambil
sebatang rokok dan kunikmati, udara ternyata dapat berwarna putih disini, 4
batang kuhisap tanpa kusadari, lekas kuangkat kaki pergi dari sini, kustarter
kendaraan sepeti mau dikebiri, melaju tidak terlalu cepat dan melihat kanan
kiri, kuberhenti dibawah pohon yang sudah 6 tahun kuhampiri, dari hari ke hari
sampai hari ini, kebergurau dengan mereka yang selalu setia menemani, tak
peduli diriku ceria atau sedang sakit hati, aku hanya berpikir hidupku bukan
sebuah sanggar tari, tidak terkesima jika badanku bergerak sampai mereka
berdiri, kini baju tidak terlihat seperti model terkini, sepatu yang tidak mengkilap
sama sekali, baju tidak rapi dan hanya bau stasiun cikini, mereka punya 2 mata
bukan illuminati, mereka tahu mana yang layak disanjung dan diludahi, kini aku
pergi ketempat dimana aku dirawat sedari bayi, kulihat kerut wajah mereka yang
ada di setiap sisi, aku berdoa agar mereka tidak cepat mati, akan kuberi mereka
bayi dari seorang istri, kuhadiahkan mereka sebuah penginapan di waikiki, kini
aku siap bermimpi, untuk menyambut pagi disertai jam weker berbuni, bangun ,
kesal di kamar mandi.

Kamis, 14 Maret 2013
Senin, 11 Maret 2013
Cahaya ga selamanya terang
Kadang orang yang nulis blog
itu, pikirannya lagi random. Gue lagi suka sama yang namanya pertanyaan yang
sebenernya ga logis. Ini mungkin pertanyaan biasa, tapi kadang gue
bertanya-tanya. Yang pertama adalah:
1. Dimanakah
batas tata surya semesta ini?
Gue
mungkin berbicara tentang kebesaran Tuhan, namun entah yang mana. Karena kalo
berbicara pencipta itu adalah Tuhan di agama yang gue anut, ga semua orang
setuju, karena mereka menganggap agama kita beda, Tuhan kita beda, Tuhan situ
bukan berarti Tuhan saya, jadi kita simpulkan bahwa Tuhan disini bermakna
universal, tanpa menyudutkan siapapu. Tapi gue bertanya, apakah ada, manusia
yang meneliti dimanakah batas tata surya? Ini bisa menjadi salah satu tujuan
trip kita saat kita mungkin lagi ngawang-ngawang di dalam perjalanan spiritual,
gue mau coba liat dalam perjalanan spiritual itu, apakah ada jawaban? Karena lo
tau, kita tau, bahwa yang selalu diceritain itu adalah dimana letak galaksi,
dimana letak planet-planet beserta orang-orang planet yang terkadang mereka ada
juga di Bumi, entah mereka dapet izin darimana sampe ganggu manusia yang udah
hidup ini, orang planet di Bumi Cuma sekelompok manusia yang menyebalkan, bukan
alien dan sebagainya, itupun kalo lo punya sosok manusia yang menyebalkan dalam
pikiran lo. Kembali ke dalam pertanyaan, dimanakah batas tata surya? Yang kalo
kita tau, itu Cuma hamparan bidang yang luasssss, warna item dan juga gelap. Apa
mungkin karena ga ada yang bisa tahan laper buat nelusurin? Jangan Cuma berbicara
teori, tapi coma observasi ditambah data dan bukti nyata, mau liat dimana bates
tata surya itu.
2. Agama
atau kepercayaan, siapa yang nyiptain? Manusia? Atau siapa? Tuhan ga pernah
nyiptain agama ataupun kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga kita jadi beda
satu sama lain. Lalu, manusia lebih agung dari Tuhan gitu? Atau penciptanya
adalah mereka yang membedakan, label halal atau engga? Siapa yang bilang kalo
babi atau anjing itu haram? Jadi si anjing dan babi itu diciptakan sebagai
binatang haram yang seharusnya ga diciptain di dunia? Coba refleksikan, lo jadi
sesosok anjing atau babi tersebut, betapa menderitanya lo diasingkan di dunia
karena lo dianggap haram dari lahir.
Minggu, 10 Maret 2013
PEMASARAN JAUH-JAUHAN
Udah 2 tahun lebih gue ga berangkat buat ngetik blog ini, terasa lama, bukan maksud hidup gu ga ada warna atau karsa, cuma gue ga punya waktu buat mikir dan nulis, maklum, mahasiswa itu tuntutan bermainnya cukup banyak. tapi sekarang si mahasiswa pemain itu udah ga punya waktu banyak lagi buat main-main.
judul pemasaran jauh-jauhan ini karena gue lagi magang di sebuah kantor ternama di dunia yang sangat sukses. penerapan ilmu PR gue disini terasa ga ada apa-apanya, gue ngerasa blank banget buat nerapinnya. OKE MULAI.
Mereka bekerja di depan
telepon, alat komunikasi yang udah mulai ditinggalin sama penggemar setia di
seluruh dunia. Mereka nawarin utang, dan yang diluar nerima buat ngambil utang.
Agak aneh tampaknya, ditawarin duit, ujung-ujungnya ngutang juga. Ditambah
beban berat yang lain, tapi ini dunia, selalu ada solusi, selalu ada rejeki. Jangan
takut, rejeki ga selalu berasal dari keringet kok, tetesan darah juga bisa
ngasilin duit, jadi ga perlu capek buat dapetin duit, tapi lewat rasa sakit dan
perih juga bisa dapet duit. Mereka ga bekerja rodi, Cuma persepsi mereka aja
yang nanemin kalo mereka kerja rodi. Lebih rodi mana dibanding kuli ngangkut
pasir, Cuma dibayar 5000 perak setiap nganter pasir? Dapet duit jutaan bukan
rodi namanya, selama masih bisa beli roti buat sarapan pagi ini. itu aja, yang
lain terserah anda. Selamat hari kejepit nasional.
Langganan:
Postingan (Atom)